Aku kadang merasa tidak adil. Ketika ada yang mengeluh tentang susahnya hidup, mudah banget aku bilang, "sabar..." Tapi sebaliknya kalo aku lagi ngomel tentang kerjaan dan ada yang kasih ucapan sabar, aku malah tambah ngedumel. Hahahaha...
Bisa begini mungkin karena pemahamanku atas kata sabar baru sebatas sebagaimana aku ungkap dalam tulisan lama, tentang laku dan rasa. Kesabaran akan lebih mudah dinikmati bila nasehat itu datang dari diri sendiri. Kalo dinasehati orang lain, paling komentar dalam hati, "emang enak..?"
Ketika aku terpuruk dulu, kebetulan jarang yang menyuruhku bersabar. Yang banyak malah bilang, "kamu lagi kere yah..?" Tapi justru saat itu aku bisa menikmati masa-masa sengsara dengan bahagia.
Padahal kalo aku mau membuka kilas balik dari sejak aku kecil. Banyak sekali cita-citaku yang tercapai walau perlu waktu panjang dan caranya yang berbeda. Ternyata kalo kita sabar, apa yang kita peroleh justru berlipat-lipat dari yang kita inginkan.
Seperti waktu SMP aku pernah kepingin jadi pengurus OSIS. Kayaknya kok asik jadi aktivis. Harapan itu tak juga terkabul. Beberapa tahun berikutnya baru keturutan. Malah ga cuma ngurusi OSIS. Begitu masuk STM ga tau bagaimana awalnya aku kok jadi ngurusi OSIS, Pramuka, PMR termasuk banyak organisasi di luar sekolah. Sampai aku disayang guru dan harus mengulang satu tahun. Asiiik...
Eh, waktu STM aku malah kebeletnya pengen punya motor. Beberapa tahun berikutnya baru terkabul. Malah ga cuma motor, aku bisa mondar-mandir pakai mobil juga. Walau mobil kantor tapi aku diberi wewenang untuk pemakaian tiap hari. Dengan bersabar, keinginanku akan motor dijawab dengan mobil berikut bensin dan servicenya secara gratis. Enjoy...
Berkah orang sabar kalo kita kupas lebih jauh ternyata luar biasa. Seperti cita-citaku punya istri. Suer, aku cuma pengen satu kali saja. Ternyata kesabaranku dibalas Tuhan. Huuuh...
Ilustrasi karya Budi Ubruk
Bisa begini mungkin karena pemahamanku atas kata sabar baru sebatas sebagaimana aku ungkap dalam tulisan lama, tentang laku dan rasa. Kesabaran akan lebih mudah dinikmati bila nasehat itu datang dari diri sendiri. Kalo dinasehati orang lain, paling komentar dalam hati, "emang enak..?"
Ketika aku terpuruk dulu, kebetulan jarang yang menyuruhku bersabar. Yang banyak malah bilang, "kamu lagi kere yah..?" Tapi justru saat itu aku bisa menikmati masa-masa sengsara dengan bahagia.
Padahal kalo aku mau membuka kilas balik dari sejak aku kecil. Banyak sekali cita-citaku yang tercapai walau perlu waktu panjang dan caranya yang berbeda. Ternyata kalo kita sabar, apa yang kita peroleh justru berlipat-lipat dari yang kita inginkan.
Seperti waktu SMP aku pernah kepingin jadi pengurus OSIS. Kayaknya kok asik jadi aktivis. Harapan itu tak juga terkabul. Beberapa tahun berikutnya baru keturutan. Malah ga cuma ngurusi OSIS. Begitu masuk STM ga tau bagaimana awalnya aku kok jadi ngurusi OSIS, Pramuka, PMR termasuk banyak organisasi di luar sekolah. Sampai aku disayang guru dan harus mengulang satu tahun. Asiiik...
Eh, waktu STM aku malah kebeletnya pengen punya motor. Beberapa tahun berikutnya baru terkabul. Malah ga cuma motor, aku bisa mondar-mandir pakai mobil juga. Walau mobil kantor tapi aku diberi wewenang untuk pemakaian tiap hari. Dengan bersabar, keinginanku akan motor dijawab dengan mobil berikut bensin dan servicenya secara gratis. Enjoy...
Berkah orang sabar kalo kita kupas lebih jauh ternyata luar biasa. Seperti cita-citaku punya istri. Suer, aku cuma pengen satu kali saja. Ternyata kesabaranku dibalas Tuhan. Huuuh...
0 comments:
Posting Komentar
Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih