25 Oktober 2009

Kembali Ke Alam

Bicara soal pengobatan tradisional kita akan ingat slogan back to nature yang menganjurkan kita kembali ke alam. Karena berbasis alamiah kita cenderung untuk berpikir bahwa yang natural itu selalu murah. Tak heran kalo sebagian dari kita kadang mencemooh kalo ada produk kesehatan yang katanya alamiah tapi harganya mahal.

Tak ada salahnya aku ingatkan kasus jamu tradisional Cilacap yang dulu begitu laris di pasaran. Harganya murah dan khasiatnya dahsyat. Sampai-sampai ada promosi yang mengatakan kalo kita minum jamu sakit kepala sambil berdiri, begitu duduk sakitnya sudah sembuh. Saking larisnya sampai-sampai para pengusaha jamu kehidupannya meroket menjadi orang-orang terkaya di daerah.

Dan kenyataan terungkap, bahwa semua produk jamu mereka bahan dasarnya tetap kunyit jahe dan beras kencur. Untuk pengobatan spesifik ditambahkan bahan-bahan kimia yang terlarang. Walau kasusnya sudah sampai ke polisi, aku heran bisa-bisanya salah seorang pengusaha jamu itu malah jadi bupati. Dan kasus itupun seolah lenyap ditelan bumi.

Bahan tradisional memang murah. Tapi pengobatan dengan cara ini tidak bisa instan hasilnya. Perlu waktu panjang walau hasilnya lebih bagus daripada obat-obatan kimia. Jadi kalo ada jamu tradisional yang hasilnya secepat kilat, perlu kita telusur benar-benar alamiah apa tidak. Pengusaha kadang tidak jujur mencantumkan komposisi bahan campuran obat, apalagi yang berharga murah dan untuk level ekonomi lemah yang tidak begitu kritis dengan komposisi bahan.

Memang agak susah untuk membudayakan produk tradisional alamiah yang sebenarnya, mengingat kita sekarang lebih suka menonjolkan cita rasa daripada keamanan produk. Minum jamu pahit sudah enggan. Akibatnya jamu-jamu sekarang cenderung dikemas dalam citarasa yang enak. Jamu bisa rasa jeruk atau stroberi. Dan untuk menekan harga, produsen membuatnya dengan mencampurkan pemanis buatan. Jadi sama saja kan..?

Intervensi produk kimia memang sudah teramat jauh ke dalam kehidupan kita. Seperti aku sendiri dulu tidak pernah ada keluhan bau badan yang berlebihan karena keringat, padahal aku kerja di lapangan. Setelah kerja kantoran, aku mulai dikenalkan dengan parfum dan deodoran.

Dari awal coba-coba itu, akhirnya aku mengalami apa yang dinamakan ketergantungan obat. Sekarang kalo ga pake deodoran, lumayan asik neh, breng-brengan. Dan stadium lanjutnya keluhanku bertambah, bulu ketek mulai rontok padahal tidak pernah aku pakai catok. Bisa gundul neh...

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena