Bukan salah bunda mengandung kalo aku ga lihai berbahasa Inggris. Bukan pula salah yang mainan burung aku dilahirkan menjadi orang Jawa yang gaptek bahasa. Mungkin itu salah leluhur kita yang menyombongkan diri dengan membangun menara babel, sehingga manusia dicerai-beraikan dalam berbagai bahasa.
Jaman SMP dulu, kemampuanku berbahasa Inggris sebenarnya sudah lumayan. Ini didukung oleh hobiku ke lagu-lagu barat. Dengan menghapal banyak lagu, ternyata kemampuan listening lumayan meningkat. Aku hanya cukup menambah pengetahuan tentang arti katanya dari kamus.
Setelah masuk STM hobiku beralih ke alam bebas. Apalagi setelah kerja, baru kali ini aku diharuskan berhubungan dengan orang asing. Untuk sekedar menjawab email atau chat di instant mesenger mungkin ga begitu bermasalah. Tapi ketika harus ngobrol secara lisan, mulai deh ketularan penyakit gagu dan banyak aa uu...
Kemampuan bahasa memang harus memadukan antara kekuatan otak menguasai kosa kata dan mencerna apa yang didengar telinga. Ketika bahan pengajaran hanya kamus semata tanpa ada lawan bicara, terasa banget kesulitannya. Sama seperti istriku yang lancar bahasa mandarin tapi celingukan ketika harus menulis pinyin. Kebalikannya adalah pelukis di galeriku, lancar nulis china tapi sama sekali tak bisa bicara ala Jackie Chan.
Jangankan aku yang kerjanya cuma ngurusin gambar. Stafku cewek yang ngebet banget pengen cari cowok bule saja, lebih jeblok bahasa Inggrisnya dari aku. Cuma pedenya yang aku salut banget. Padahal modal pede itu kalo diasah aku yakin hasilnya bagus. Tapi disuruh kursus susahnya minta ampun.
Aku sendiri kesulitan waktu kalo harus kursus rutin, aku berusaha mencari modul-modul pembelajaran di internet. Banyak website yang menyediakan kursus bahasa, tapi berbayar. Kalo mau gratis, tidak ada salahnya masuk ke websitenya radio Australia. Tidak selengkap yang bayar, tapi lumayan banget namanya juga gratisan. Ada banyak modul dalam format pdf. Untuk belajar mendengar, ada media audionya dalam format mp3. Yang berminat silakan klik disini.
Semoga cepet bisa lancar neh, termasuk stafku. Minimal tidak lagi ada obrolan ngaco seperti beberapa waktu lalu. Masa pas ada tamu bule nawarin rokok, stafku jawabnya, "sory, i'm not smoking area..."
Jaman SMP dulu, kemampuanku berbahasa Inggris sebenarnya sudah lumayan. Ini didukung oleh hobiku ke lagu-lagu barat. Dengan menghapal banyak lagu, ternyata kemampuan listening lumayan meningkat. Aku hanya cukup menambah pengetahuan tentang arti katanya dari kamus.
Setelah masuk STM hobiku beralih ke alam bebas. Apalagi setelah kerja, baru kali ini aku diharuskan berhubungan dengan orang asing. Untuk sekedar menjawab email atau chat di instant mesenger mungkin ga begitu bermasalah. Tapi ketika harus ngobrol secara lisan, mulai deh ketularan penyakit gagu dan banyak aa uu...
Kemampuan bahasa memang harus memadukan antara kekuatan otak menguasai kosa kata dan mencerna apa yang didengar telinga. Ketika bahan pengajaran hanya kamus semata tanpa ada lawan bicara, terasa banget kesulitannya. Sama seperti istriku yang lancar bahasa mandarin tapi celingukan ketika harus menulis pinyin. Kebalikannya adalah pelukis di galeriku, lancar nulis china tapi sama sekali tak bisa bicara ala Jackie Chan.
Jangankan aku yang kerjanya cuma ngurusin gambar. Stafku cewek yang ngebet banget pengen cari cowok bule saja, lebih jeblok bahasa Inggrisnya dari aku. Cuma pedenya yang aku salut banget. Padahal modal pede itu kalo diasah aku yakin hasilnya bagus. Tapi disuruh kursus susahnya minta ampun.
Aku sendiri kesulitan waktu kalo harus kursus rutin, aku berusaha mencari modul-modul pembelajaran di internet. Banyak website yang menyediakan kursus bahasa, tapi berbayar. Kalo mau gratis, tidak ada salahnya masuk ke websitenya radio Australia. Tidak selengkap yang bayar, tapi lumayan banget namanya juga gratisan. Ada banyak modul dalam format pdf. Untuk belajar mendengar, ada media audionya dalam format mp3. Yang berminat silakan klik disini.
Semoga cepet bisa lancar neh, termasuk stafku. Minimal tidak lagi ada obrolan ngaco seperti beberapa waktu lalu. Masa pas ada tamu bule nawarin rokok, stafku jawabnya, "sory, i'm not smoking area..."
Thks banget infonya. Link yang berguna sekali...
BalasHapuslumangnyan kiye infone.. maturkesuwun ya
BalasHapusokelah kalo begituw...
BalasHapusterimakasih sudah mau berbagi..
BalasHapusthank for your
if you want to know my profile
sangat membantu terutama buat yang ingin belajar bahasa inggris. keep writing. ini investasi dunia akhirat. thank you...
BalasHapus