Beberapa teman pesbuk sudah mulai ada yang SMS, kenapa jarang onlen lagi..?
Mungkin aku kembalikan saja ke kisah awal, ketika aku membuat account pesbuk. Berkutat disitu sehari saja aku sudah memutuskan untuk tidak melanjutkan. Dan ketika pesbuk meroket popularitasnya, ajakan gabung semakin banyak. Aku tetap saja malas, sampai akhirnya ada yang membuatkan grup Rawins Club sehingga mau tak mau aku aktif disitu.
Tapi tak sampai sebulan berpesbukria, aku merasakan ada perubahan mendadak dalam otakku. Kebiasaan nyampah membuat otakku buntu. Aku jadi sering merasakan begitu banyak ide berjubelan di otak, tapi ketika mau menuangkan ke dalam bahasa tulisan, rasanya kok susah keluar. Mungkin rasanya sama dengan mau bersin tidak jadi. Istilah tepatnya nafsu besar tenaga kurang...
Fasilitas notes juga tak mampu membuat isi kepala lancar mengalir. Mungkin terbawa suasana yang hanya diisi umpatan-umpatan pendek, sehingga berat untuk menulis panjang.
Awal aku balik ke blog, yang jadi sasaran malah quicknotesnya multiply yang sebelumnya tak pernah aku sentuh. Perlu waktu agak lama untuk merubah kemampuan dari sekedar menulis status "ketekku kok rasa jeruk yah.." menjadi uraian kenapa ketiak bau.
Budaya gila komen kayaknya yang paling menyebalkan di pesbuk. Demi dapat respon banyak, dibuatlah komen-komen fantastis dan nyleneh. Pasang foto aneh trus banyak orang dipaksa melihat dengan sistem tag. Sampai akhirnya waktu terbuang hanya untuk membaca celoteh-celoteh yang tidak jelas.
Belum lagi begitu banyak ajakan bergabung dengan grup-grup di pesbuk yang kadang aku tak tahu juntrungannya. Aku sempat coba bergabung, tapi nyatanya jarang banget partisipasi dari anggota grup. Kalo ada yang aktif update, paling banter dari moderator grup itu sendiri. Untuk apa bergabung ke banyak kelompok bila setelah itu diam dan tak ada gerakan sama sekali. Buatku kualitas lebih penting dari kuantitas.
Ada teman yang ngungsi total ke pesbuk dan bilang kepadaku, "agar bisa survive, kita harus mengikuti tren perubahan..." Tapi nyatanya aku tak bisa survive di pesbuk. Karena menulis adalah kebutuhan buatku, agar aku bisa hidup lebih baik. Tanpa menulis, otakku terlalu penuh sehingga tak bisa optimal ketika harus memikirkan pekerjaan misalnya.
Walau mungkin aneh, tapi aku tak merasa perlu bertanya kenapa aku beda dengan pemikiran orang lain. Karena aku tetaplah aku, bukan orang lain...
Aku hanya tak ingin otakku buntu, itu saja...
Mungkin aku kembalikan saja ke kisah awal, ketika aku membuat account pesbuk. Berkutat disitu sehari saja aku sudah memutuskan untuk tidak melanjutkan. Dan ketika pesbuk meroket popularitasnya, ajakan gabung semakin banyak. Aku tetap saja malas, sampai akhirnya ada yang membuatkan grup Rawins Club sehingga mau tak mau aku aktif disitu.
Tapi tak sampai sebulan berpesbukria, aku merasakan ada perubahan mendadak dalam otakku. Kebiasaan nyampah membuat otakku buntu. Aku jadi sering merasakan begitu banyak ide berjubelan di otak, tapi ketika mau menuangkan ke dalam bahasa tulisan, rasanya kok susah keluar. Mungkin rasanya sama dengan mau bersin tidak jadi. Istilah tepatnya nafsu besar tenaga kurang...
Fasilitas notes juga tak mampu membuat isi kepala lancar mengalir. Mungkin terbawa suasana yang hanya diisi umpatan-umpatan pendek, sehingga berat untuk menulis panjang.
Awal aku balik ke blog, yang jadi sasaran malah quicknotesnya multiply yang sebelumnya tak pernah aku sentuh. Perlu waktu agak lama untuk merubah kemampuan dari sekedar menulis status "ketekku kok rasa jeruk yah.." menjadi uraian kenapa ketiak bau.
Budaya gila komen kayaknya yang paling menyebalkan di pesbuk. Demi dapat respon banyak, dibuatlah komen-komen fantastis dan nyleneh. Pasang foto aneh trus banyak orang dipaksa melihat dengan sistem tag. Sampai akhirnya waktu terbuang hanya untuk membaca celoteh-celoteh yang tidak jelas.
Belum lagi begitu banyak ajakan bergabung dengan grup-grup di pesbuk yang kadang aku tak tahu juntrungannya. Aku sempat coba bergabung, tapi nyatanya jarang banget partisipasi dari anggota grup. Kalo ada yang aktif update, paling banter dari moderator grup itu sendiri. Untuk apa bergabung ke banyak kelompok bila setelah itu diam dan tak ada gerakan sama sekali. Buatku kualitas lebih penting dari kuantitas.
Ada teman yang ngungsi total ke pesbuk dan bilang kepadaku, "agar bisa survive, kita harus mengikuti tren perubahan..." Tapi nyatanya aku tak bisa survive di pesbuk. Karena menulis adalah kebutuhan buatku, agar aku bisa hidup lebih baik. Tanpa menulis, otakku terlalu penuh sehingga tak bisa optimal ketika harus memikirkan pekerjaan misalnya.
Walau mungkin aneh, tapi aku tak merasa perlu bertanya kenapa aku beda dengan pemikiran orang lain. Karena aku tetaplah aku, bukan orang lain...
Aku hanya tak ingin otakku buntu, itu saja...
ahahaaa...,,
BalasHapusmunkin karna itu juga aku jarang nge`blog lagi, soale sering ilang idenya kalo dah buka pesbuk and blogger sebelahan, akhirnya malah nutup blogger gara² komen² gila itu..,, hehe...,,
tips`nya gimana biar bisa balik lagi, oms...???
rasah melu-melu mesbuk.. yen ngunu kang
BalasHapusperlu perjuangan sedikit panjang memang do...
BalasHapusaku aja jarang mesbuk sekarang. kadang-kadang aja kalo pas lagi pengen iseng...
Mesbuk buleh om..
tapi jangan keterlaluan deh...
kang....me too...same senasiplah..
BalasHapustapi kok rung isa pegatan karo pesbuk ya...hiks...
huuu dasar gatel...
BalasHapuskukurke kang..xixixixiii...
BalasHapusmoh, sing gatel bokongmu
BalasHapus