Setiap sore, jalan sepanjang galeri ramai oleh para penggemar duren. Dan kemarin aku seolah baru ngeh dengan sebuah pemandangan akan pasangan laki-laki dan perempuan yang berjalan bareng. Dan sepertinya itu pun terjadi di banyak lokasi, taman, mall dan sebagainya.
Aku melihat bahwa sekarang, perempuan lebih banyak yang kelihatan agresif ketika bersama pasangannya. Lebih banyak cewek yang menggandeng cowoknya daripada sebaliknya. Ketika mereka duduk bersama pun, cewek yang bersikap mesra sepertinya lebih banyak. Termasuk istriku sendiri di rumah.
Walau sekarang gadis muda berjalan dengan lelaki tua masih banyak, tapi perempuan dewasa yang berjalan mesra dengan remaja laki-laki mulai banyak. Sampai populer istilah cari brondong di kalangan tante-tante.
Ini berbeda dengan yang aku lihat di masa lalu, dikala kita masih remaja, halah... Perempuan jadul identik dengan sifat malu-malu apalagi untuk ungkap perasaan di muka umum. Seringkali aku harus berjuang mati-matian hanya untuk bisa mengandeng tangan. Itu pun cuma bertahan beberapa detik sebelum dikibaskan dengan muka memerah.
Aku sendiri sekarang merasa tak perlu agresif seperti masa lalu kalo cuma sekedar ingin makan bareng cewek. SMS sekedar ajakan jalan selalu ada, walau awalnya aku pikir SPG SPG itu cuma pengen dekat aku agar dikasih job bila ada even. Karena mereka tahu aku sudah beristri.
Tapi melihat kenyataan sampai ada yang nekat SMS terus ke istriku (istri pake nomor hapeku yang lama), minta nomorku dengan alasan mau curhat, aku jadi mulai berpikir lain. Untung aku selalu terbuka dengan istri untuk urusan perselingkuhan ini, sehingga tidak sampai terjadi konflik.
Tadi pagi aku sempat ngobrol dengan stafku yang cewek soal fenomena itu. Ringan banget dia menjawab, "itu sebagai bukti, cewek sekarang lebih sayang ke cowoknya..."
Lebih sayang ke cowoknya tapi berusaha menggoda suami orang. Apakah itu tidak berarti cewek sekarang lebih tidak mau tahu perasaan kaumnya sendiri, dalam hal ini istri orang yang digoda itu..?
Aku harap itu hanya kondisi minor di sekitarku dan tidak mewakili seluruh kaum secara mayor. Bukan karena kiamat sudah dekat, kalo Dedy Mizwar bilang. Yang muslim tentu pernah dengar kalo salah satu tanda-tanda menjelang kiamat adalah jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki sehingga gejala perempuan memperebutkan laki-laki akan meningkat.
Bukan pula karena Jangka Jayabhaya memang sudah mulai berjalan dimana wolak waliking jaman membuat pasar kehilangan suaranya dan perempuan kehilangan rasa malunya. Walau jaman kebalik memang sudah mulai terasa gejalanya. Banyak perempuan berambut pendek, laki-laki malah gondrong. Perempuan makin suka pakai celana, dan laki-laki feminim makin populer minimal di tipi. Suami ongkang-ongkang kaki, sementara istrinya jadi sapi perah di negeri orang.
Maafkan aku, teman. Itu sekedar pemikiran kotor di pagi hari. Biarkan saja semuanya mengalir, karena jaman sudah ada aturannya.
Terlepas dari semua itu, aku cuma mau ucapkan "Selamat Hari Ibu..."
Semoga masih banyak perempuan yang bernafaskan ibu dalam arti kata yang sebenarnya...
Ilustrasi Lebih Dari Cukup
Karya Lulus Santoso
Tujuh Bintang Art Space
Aku melihat bahwa sekarang, perempuan lebih banyak yang kelihatan agresif ketika bersama pasangannya. Lebih banyak cewek yang menggandeng cowoknya daripada sebaliknya. Ketika mereka duduk bersama pun, cewek yang bersikap mesra sepertinya lebih banyak. Termasuk istriku sendiri di rumah.
Walau sekarang gadis muda berjalan dengan lelaki tua masih banyak, tapi perempuan dewasa yang berjalan mesra dengan remaja laki-laki mulai banyak. Sampai populer istilah cari brondong di kalangan tante-tante.
Ini berbeda dengan yang aku lihat di masa lalu, dikala kita masih remaja, halah... Perempuan jadul identik dengan sifat malu-malu apalagi untuk ungkap perasaan di muka umum. Seringkali aku harus berjuang mati-matian hanya untuk bisa mengandeng tangan. Itu pun cuma bertahan beberapa detik sebelum dikibaskan dengan muka memerah.
Aku sendiri sekarang merasa tak perlu agresif seperti masa lalu kalo cuma sekedar ingin makan bareng cewek. SMS sekedar ajakan jalan selalu ada, walau awalnya aku pikir SPG SPG itu cuma pengen dekat aku agar dikasih job bila ada even. Karena mereka tahu aku sudah beristri.
Tapi melihat kenyataan sampai ada yang nekat SMS terus ke istriku (istri pake nomor hapeku yang lama), minta nomorku dengan alasan mau curhat, aku jadi mulai berpikir lain. Untung aku selalu terbuka dengan istri untuk urusan perselingkuhan ini, sehingga tidak sampai terjadi konflik.
Tadi pagi aku sempat ngobrol dengan stafku yang cewek soal fenomena itu. Ringan banget dia menjawab, "itu sebagai bukti, cewek sekarang lebih sayang ke cowoknya..."
Lebih sayang ke cowoknya tapi berusaha menggoda suami orang. Apakah itu tidak berarti cewek sekarang lebih tidak mau tahu perasaan kaumnya sendiri, dalam hal ini istri orang yang digoda itu..?
Aku harap itu hanya kondisi minor di sekitarku dan tidak mewakili seluruh kaum secara mayor. Bukan karena kiamat sudah dekat, kalo Dedy Mizwar bilang. Yang muslim tentu pernah dengar kalo salah satu tanda-tanda menjelang kiamat adalah jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki sehingga gejala perempuan memperebutkan laki-laki akan meningkat.
Bukan pula karena Jangka Jayabhaya memang sudah mulai berjalan dimana wolak waliking jaman membuat pasar kehilangan suaranya dan perempuan kehilangan rasa malunya. Walau jaman kebalik memang sudah mulai terasa gejalanya. Banyak perempuan berambut pendek, laki-laki malah gondrong. Perempuan makin suka pakai celana, dan laki-laki feminim makin populer minimal di tipi. Suami ongkang-ongkang kaki, sementara istrinya jadi sapi perah di negeri orang.
Maafkan aku, teman. Itu sekedar pemikiran kotor di pagi hari. Biarkan saja semuanya mengalir, karena jaman sudah ada aturannya.
Terlepas dari semua itu, aku cuma mau ucapkan "Selamat Hari Ibu..."
Semoga masih banyak perempuan yang bernafaskan ibu dalam arti kata yang sebenarnya...
Ilustrasi Lebih Dari Cukup
Karya Lulus Santoso
Tujuh Bintang Art Space
0 comments:
Posting Komentar
Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih