23 Desember 2009

Menyamakan Persepsi Itu Sulit

Pagi-pagi dah nyrempet motor orang neh. Buatku sih itu sebuah resiko umum di jalanan. Tapi kenapa orang sering tak mau tahu tentang itu dan selalu pakai acara marah-marah sebagai penyelesaian. Dan yang paling nyebelin tuh kalo dah ada kata "punya mata ga loe..?"

Sebenarnya, hal semacam itu bisa terjadi karena memang pemahaman yang berbeda karena pengalaman berbeda pula. Mau tidak mau itu harus kita sadari karena kita hidup dengan orang banyak.

Contoh soalnya gini. Dulu waktu aku belum kenal motor, aku sering nongkrong malem bareng temen-temen. Aku damai-damai saja duduk di pinggir jalan karena menganggap semua kendaraan yang lewat ada pengemudi yang pasti punya mata. Setelah aku sering naik motor malam hari, baru aku tahu bahwa pandangan malam itu sangat terbatas. Apalagi ketika ada lampu dari arah depan. Sering aku kelabakan ketika tiba-tiba ada yang duduk di pinggir jalan.

Pada masa yang sama aku seringkali seenaknya salip kanan kiri, dengan pemahaman mobil ada sopirnya. Apalagi kalo kondisi hujan aku makin seenaknya, aku pikir yang naik mobil ga perlu mikir badan kehujanan. Setelah aku sering nyupir, baru aku menyadari bahwa ada satu wilayah di samping mobil yang tidak terpantau di spion. Apalagi ketika jalan luar kota yang melelahkan, konsentrasi akan berkurang sekali. Perhatian ke spion kiri berkurang banget. Wajar seringkali kaget kalo tiba-tiba ada motor nyelonong salip kiri. Makanya sekarang motor diharuskan menyalakan lampu di siang hari, berguna sekali buat membantu sopir mobil mengenali ada motor di blind spot yang tak terpantau spion.

Seharusnya semua yang ada di jalanan bisa memahami yang semacam ini, sehingga tidak perlu pakai otot ketika terjadi kecelakaan. Memang siapa yang ingin celaka dengan sengaja. Tapi karena ini soal pengalaman, ya susah juga kayaknya. Kan tidak semua orang pernah mengalami berada di berbagai posisi.

Seperti tahun 1998, mahasiswa gampang banget menghujat pejabat. Tapi begitu mereka punya pengalaman jadi pejabat, suara mereka berubah.

Atau seperti aku yang sering mengumpat Tuhan. Aku pikir wajar bila Tuhan cuek saja dengan umpatanku. Paling cuma nyengir kuda sambil bilang, "Elo sekarang jadi manusia bisa ngoceh gitu. Tar kalo dah jadi Tuhan, baru nyaho lo..."

Dah ah, malah OOT neh...
Pokoknya belajar melihat dari sisi yang lain deh sebelum berbuat sesuatu.
Karena menyamakan persepsi itu sangat sulit...

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena