31 Desember 2009

Musik Untuk Ibu Hamil

Sudah beberapa hari istri ribut menyuruhku donlot musik klasik yang katanya bagus untuk mencerdaskan janin dalam kandungan. Ketika aku tanya musik klasik tuh yang seperti apa, istriku malah senyum sambil geleng kepala. Hehehe...

Akhirnya aku muter di google, dan nemu istilah effect mozart. Aku donlotkan beberapa album mozart, eh malah istriku bilang ga suka.

Muter lagi di google cari pembahasan ilmiahnya. Yang ada cuma blog-blog yang hanya mengutip perkataan dokter siapa tentang musik klasik baik untuk ibu hamil. Tapi studi ilmiah dan surveinya sampai saat ini belum aku temukan.

Aku malah tertarik dengan istilah Medical Resonance Therapy Music disini. Peter Huebner dari Micro Music Laboratories mengembangkan terapi musik untuk pengobatan. Dan beberapa webset lain mengatakan metode pengobatan menggunakan sarana musik sudah dilakukan sejak 5 abad sebelum masehi. Dari situ aku simpulkan bahwa dasar dari segala ide itu adalah relaksasi dan sugesti.

Dengan menikmati musik lembut, diharapkan otak dan perasaan menjadi rileks dan pada akhirnya berpengaruh pada kondisi fisik tubuh. Bisa dimengerti ketika otak kita kelebihan beban atau stres, badanpun rasanya ga enak. Dengan terapi musik ini, perasaan damai yang menyelimuti tubuh dan pikiran membawa efek positif untuk setiap sel tubuh. Tidak untuk mengobati dengan membunuh penyakit secara langsung, melainkan anti bodi dan kekebalan tubuh meningkat dan kemampuan melawan penyakit bisa lebih tinggi.

Lalu masalah sugesti, kita bisa melihat tradisi lama yang berkembang di masyarakat. Misalnya acara melewatkan belut pada tradisi mitoni, yang dianggap simbol agar kelahiran berjalan lancar selicin belut. Lalu simbol kelapa gading yang digambari wayang kamajaya dan dewi ratih sebagai simbol anak yang dilahirkan akan setampan kamajaya atau secantik ratih. Ketika seorang ibu tersugesti kelahirannya akan lancar dan anaknya akan terlahir sempurna, minimal tingkat kecemasan menghadapi kelahiran akan berkurang.

Bila ibu merasa nyaman dan santai, otomatis efeknya akan sampai juga ke bayi dalam kandungan. Sepertinya timbal balik seperti ketika bayinya ingin duren, ibunya ikut ribut minta duren tanpa mau tahu lagi musim apa enggak. Tengah malam pun harus berangkat si ayah cari duren. Hehehe...

Jadi aku simpulkan sendiri, terapi musik untuk ibu hamil tak harus sonatanya mozart. Percuma dipaksain bila ternyata si ibu tidak suka. Kalo si ibu malah merasa tidak nyaman, kayaknya efeknya justru negatif ke bayinya. Yang penting lembut, si ibu suka dan bisa menimbulkan rasa nyaman menurutku cukup. Tak peduli itu musiknya Vanessa Mae, Keny G atau gendhing Jawa. IMHO...

Ada masukan lain..? CMIIW ya..

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena