14 Desember 2009

Persahabatan Sego Pecel

Ada seorang teman yang kerja sebagai sales di dealer motor yang lumayan besar di Jokja ini. Kenalnya ga sengaja ketika aku ngutang motor setahun lalu. Dan waktu dia mengeluh tentang target penjualan yang kadang tidak tercapai. Berawal dari situ aku suka bantu dia kasih refrensi. Atau kalo ada temen yang butuh motor, aku suruh dia yang prospek.

Orangnya cukup baik. Apalagi kalo aku sms, "ono order, dul..." Pasti ngiprit datang ke galeri dan tak pernah lupa bawa sego pecel. Aku asik-asik aja punya temen seperti itu. Apalagi aku sering ga punya waktu untuk nyerpis motorku. Jadinya dia yang aku minta bantuan.

Beberapa hari lalu, ada temenku yang ngeluh mau kredit motor tapi susah cari persetujuan leasing. Alasannya tidak punya kerjaan tetap atau apa aku kurang faham. Nah, aku pertemukan dua temanku itu. Dan simbiosis mutualisma itu berbuntut sego pecel lagi. Malah kali ini bawa tiga bungkus. Sekalian buat yang ada di kantorku, katanya.

Hari ini, temenku yang sales datang ngasih tahu bahwa kredit motor yang kemarin tidak di acc. Ternyata temanku itu sudah punya sejarah kelam dengan pihak leasing. Aku pasrah aja, soalnya itu hak mereka, aku cuma bantu.

Nah, kok setelah itu temenku minta duit 20 ribu pas pamitan. Aku kasih dia sambil tanya, "ga punya rokok yah..?"

Jawabannya sebenarnya jujur banget. Tapi malah membuat keikhlasanku serta merta hilang. Dia jawab gini, "buat bayar pecel, mas. Soalnya kredit motornya ga di acc.."

Berarti selama ini oleh-olehnya merupakan komisi yah..?
Tidak kusangka nilai persahabatanku ini cuma seharga sego pecel...
Huuuh...

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena