Dalam sebulan ini entah berapa teman yang mengeluh tentang pekerjaannya dan meminta aku terima kerja di galeri. Walau sebenarnya butuh karyawan untuk di gudang dan sopir, aku merasa belum saatnya untuk menerima mereka. Apalagi ketertarikan mereka rata-rata seragam, "kayaknya enak kerja disini..."
Seringkali aku mengajak mereka bercerita tentang pekerjaan ini dari awal dulu sampai akhir ini. Dan setelah itu, selalu saja mereka salah menafsirkan tujuan dari ceritaku. Aku ingin menyampaikan bahwa aku bisa sampai di posisi ini butuh perjuangan yang teramat panjang. Semua posisi aku jalani dengan kerja keras dan tanpa mengeluh.
Maksudku itu, bukannya menyuruh mereka menderita terlebih dulu seperti yang aku jalani.
Padahal tanpa mengeluhku itu bukan berarti tak boleh berkeluh kesah. Aku mengeluh juga, bahkan tak jarang sampai berteriak ketika masalah datang. Cuma semua hujatan dan umpatan itu aku salurkan di blog. Begitu sampai di dunia kerja, aku kembali menjadi robot yang tak bisa berkata. Kerja tak kenal waktu atau kerja di tempat yang tidak semestinya tak pernah aku katakan tidak.
Aku tak mau mengeluhkan tempat kerja lamaku, apalagi ketika sedang wawancara di tempat yang baru. Atau ketika ditanya mengapa ingin pindah kerja, tak akan aku jawab di tempat lama berantem terus atau gajinya kurang, dll dll. Dan nyatanya beberapa kali aku pindah-pindah kerja tanpa pernah membuat surat lamaran. Yang ada malah tawaran kerja, sehingga aku bisa memilih posisi yang menurutku nyaman.
Dengan pengalaman semacam itu, haruskah aku terima karyawan walau itu teman, yang belum apa-apa sudah mengeluh, "tempat kerjaku sekarang begini begitu, tidak seenak disini..."
Andai saja salah satu dari mereka bilang, "gajiku sekarang kecil karena produktifitasku memang belum maksimal..."
Seringkali aku mengajak mereka bercerita tentang pekerjaan ini dari awal dulu sampai akhir ini. Dan setelah itu, selalu saja mereka salah menafsirkan tujuan dari ceritaku. Aku ingin menyampaikan bahwa aku bisa sampai di posisi ini butuh perjuangan yang teramat panjang. Semua posisi aku jalani dengan kerja keras dan tanpa mengeluh.
Maksudku itu, bukannya menyuruh mereka menderita terlebih dulu seperti yang aku jalani.
Padahal tanpa mengeluhku itu bukan berarti tak boleh berkeluh kesah. Aku mengeluh juga, bahkan tak jarang sampai berteriak ketika masalah datang. Cuma semua hujatan dan umpatan itu aku salurkan di blog. Begitu sampai di dunia kerja, aku kembali menjadi robot yang tak bisa berkata. Kerja tak kenal waktu atau kerja di tempat yang tidak semestinya tak pernah aku katakan tidak.
Aku tak mau mengeluhkan tempat kerja lamaku, apalagi ketika sedang wawancara di tempat yang baru. Atau ketika ditanya mengapa ingin pindah kerja, tak akan aku jawab di tempat lama berantem terus atau gajinya kurang, dll dll. Dan nyatanya beberapa kali aku pindah-pindah kerja tanpa pernah membuat surat lamaran. Yang ada malah tawaran kerja, sehingga aku bisa memilih posisi yang menurutku nyaman.
Dengan pengalaman semacam itu, haruskah aku terima karyawan walau itu teman, yang belum apa-apa sudah mengeluh, "tempat kerjaku sekarang begini begitu, tidak seenak disini..."
Andai saja salah satu dari mereka bilang, "gajiku sekarang kecil karena produktifitasku memang belum maksimal..."
0 comments:
Posting Komentar
Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih