Sebuah email masuk sejam lalu. Isinya menanyakan kenapa sih kalo aku ngeblog, kok lebih banyak menghujat daripada memuji. Bukannya menganjurkan menjadi warganegara yang baik, malah negara dicaci maki. Bukannya mendakwahkan ketakwaan, malah Tuhan pun dicela.
Hihihi...
Bingung juga mau jawabnya. Tapi yang jelas walau tidak baik hati dan tidak sombong, aku memang ga pernah merasa diriku mampu untuk berbuat sebesar itu. Jangankan membantu negara untuk menjadi lebih baik. Merubah diri sendiri pun aku masih kesulitan. Bagaimana mungkin aku bisa memperbaiki akhlak masyarakat, kalo ibadahku saja masih senen kemis jemuah kliwon. Aku perbaiki diri saja dulu deh. Kalo sukses dan bisa menular kan pasti lebih baik.
Bukan aku tidak bisa memuji, tapi memang beginilah aku adanya. Aku terlalu sulit untuk berbasa basi dan cenderung blakasuta. Mungkin satu kesalahanku menganggap semua orang seperti diriku yang lebih suka dianggap sampah agar aku terpacu untuk memperbaiki diri, daripada aku diangkat tinggi-tinggi hingga terbuai dan tak ingat lagi tempat berpijak.
Buatku caci maki itu lebih tulus daripada pujian. Ketika aku memuji lalu aku banyak teman, aku akan lebih sulit menilai apakah dia teman sejati atau bukan. Tapi ketika aku menghujat dan dia malah menjadi dekat, aku bisa menganggap bahwa dia bisa menilai sesuatu bukan dari permukaannya saja.
"Kenapa Tuhan dihujat juga..???"
Hehehe...
Kalo mau bikin ulah kenapa tanggung-tanggung sih..?
Emangnya disuruh menghujat siapa..? Caleg, DPR, SBY, Megawati..? Ga perlu dihujat semua orang sudah tahu kalo Megawati memang payah. Caleg juga otaknya kebanyakan ngeres. Sama saja "nguyaih segara" kalo begitu.
Buatku...
Kalo kita memuji kok kita dikasih rejeki, itu biasa.
Kalo kita memaki lalu dibenci, itu juga sudah biasa.
Kalo kita memuji trus dibenci, namanya apes.
Kalo memaki kok dikasih rejeki itu untung dua kali.
Misuh entuk duit....
Luarbiasa bosss....
Hihihi...
Bingung juga mau jawabnya. Tapi yang jelas walau tidak baik hati dan tidak sombong, aku memang ga pernah merasa diriku mampu untuk berbuat sebesar itu. Jangankan membantu negara untuk menjadi lebih baik. Merubah diri sendiri pun aku masih kesulitan. Bagaimana mungkin aku bisa memperbaiki akhlak masyarakat, kalo ibadahku saja masih senen kemis jemuah kliwon. Aku perbaiki diri saja dulu deh. Kalo sukses dan bisa menular kan pasti lebih baik.
Bukan aku tidak bisa memuji, tapi memang beginilah aku adanya. Aku terlalu sulit untuk berbasa basi dan cenderung blakasuta. Mungkin satu kesalahanku menganggap semua orang seperti diriku yang lebih suka dianggap sampah agar aku terpacu untuk memperbaiki diri, daripada aku diangkat tinggi-tinggi hingga terbuai dan tak ingat lagi tempat berpijak.
Buatku caci maki itu lebih tulus daripada pujian. Ketika aku memuji lalu aku banyak teman, aku akan lebih sulit menilai apakah dia teman sejati atau bukan. Tapi ketika aku menghujat dan dia malah menjadi dekat, aku bisa menganggap bahwa dia bisa menilai sesuatu bukan dari permukaannya saja.
"Kenapa Tuhan dihujat juga..???"
Hehehe...
Kalo mau bikin ulah kenapa tanggung-tanggung sih..?
Emangnya disuruh menghujat siapa..? Caleg, DPR, SBY, Megawati..? Ga perlu dihujat semua orang sudah tahu kalo Megawati memang payah. Caleg juga otaknya kebanyakan ngeres. Sama saja "nguyaih segara" kalo begitu.
Buatku...
Kalo kita memuji kok kita dikasih rejeki, itu biasa.
Kalo kita memaki lalu dibenci, itu juga sudah biasa.
Kalo kita memuji trus dibenci, namanya apes.
Kalo memaki kok dikasih rejeki itu untung dua kali.
Misuh entuk duit....
Luarbiasa bosss....
Ternyata masih ada yang peduli dengan Kang Rawins. Eh ternyata juga kang rawin masih doyan pujian.
BalasHapusBuktinya mana?
Lha itu.. Begitu ada email yang protes trus jadi bahan postingan plus ditambah membela diri.
Selamat hari minggu
Apalah artinye sebuah pujian..?
BalasHapusSetuju kang, walau menghujat bukan sesuatu yang baik. Tapi memang lebih tulus daripada menuji
Pujian = teror begitu kata tukul , tapi kalau memang perlu dipuji maka pujilah , tapi jika tidak pantas dipuji maka makilah , hujatlah tapi dengan santun.
BalasHapusTuhan sudah biasa di maki kok bos.. jadi tuhan santai aja menghadapinya.
Tepat sekali, menghujat keluar dari mulut yang kadang2 tanpa dipikir lebih dahulu akan resikonya.Karena jengkel,prustasi, sakit hati?
BalasHapusMemuji? Ah, orang yang suka memuji biasanya mencari keuntungan pribadi, apakah pujiannya sesuai dengan kata hatinya? Dasar kampret tenan orang model begini!
Jadi bagusan mana dong? Menghujat atau memuji?
Monggo pilih dewe2 mawon lah