06 Maret 2009

Belenggu Masa Lalu

Seorang teman lama curhat di telepon semalem. Dia cerita dapat kenalan serius dan mulai merancang masa depan. Tapi dia ketakutan akan masa lalunya yang kelam karena calonnya itu ternyata seorang yang agamis dan perfeksionis.

Kalo sekedar mengungkapkan unek-unek, bagiku ga masalah. Tapi ketika ditodong tentang "jalan keluar" terus terang aku suka bingung. Bagaimanapun pemikiran manusia berbeda-beda. Mengukur baju orang di badan sendiri mungkin bisa pas, tapi besar juga kemungkinan meleset.

Akhirnya aku cuma bilang sebaiknya berterus terang saja sebelum segelanya berjalan terlalu jauh. Ga perlu ada ketakutan akan kehilangan seseorang. Kalo memang punya niatnya benar-benar, seharusnya bisa menerima semua kenyataan. Kalopun ga bisa menerima, itu akan lebih baik daripada harus bubaran setelah menikah.

Seringkali kita terbelenggu oleh masa lalu dan menjadikannya sebagai beban. Buatku masa lalu adalah teman dan catatan sejarah. Aku tak pernah berusaha menghapus masa lalu. Karena dari situ kita bisa instropeksi untuk menentukan arah ke depan.

Memang masa lalu seringkali berpengaruh ke masa depan. Misalnya seorang bekas pecandu narkoba akan lebih mudah untuk kembali ke terjerumus ketika menemukan beban berat. Tapi kalo memang kita berkomitmen tentang masa depan, kita akan bisa mengatakan pengalaman adalah guru terbaik.

Buatku orang baik itu bukan orang yang ga pernah salah. Tapi orang yang bisa belajar dari kesalahan masa lalu. Lagipula manusia sangat gampang berubah. Siapa sih yang menjamin masa lalu yang agamis akan membentuk masa depan yang jauh dari kebobrokan?

Terbukalah, teman...
Kalo memang dia bisa menerima komitmen masa depan kamu dan segala merahnya jejak sejarah, itu akan sangat baik untuk membangkitkan semangat kamu untuk berubah lebih baik dan tidak lagi terjerumus.

Selamat berjuang
Semoga sukses mencari kehidupan baru
Kalo pun dia ga bisa menerima
Aku pun kayaknya ga nolak...
Hehehe...

Ilustrasi karya Wahyu Geiyonk
Tujuh Bintang Art Space


0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena