02 Maret 2009

Penggemar Sarkem

Seorang pelukis mau balik ke Jakarta minta diantar ke Stasiun Tugu. Biar ga muter-muter aku antar lewat pintu selatan. Males masuk ke parkiran stasiun, aku berhenti saja di pinggir jalan.

Eh, si pelukis bukannya turun malah ngomel, "gimana sih, malah dianter ke sarkem. Dah ga keburu neh, keretanya bentar lagi berangkat.."

Aku cuma nyengir saja sambil nunjuk ke stasiun di seberang jalan.

Payah banget. Jauh-jauh ke Jokja apalnya cuma sarkem doang. Stasiun segede itu sampai ga keliatan.

Tapi mungkin ini fenomena umum di masyarakat kita yang sok jaim dan tidak jujur pada diri sendiri. Prostitusi seringkali dikecam, tapi selalu dihapalkan di luar kepala. Kalo dengar mau ngadem ke Kaliurang atau Baturraden komentar pertama pasti, "cari anget-anget yo..?"

Ketika orang Cilacap dengar kata Slarang, yang kepikir bukan Islamic Center di pinggir jalan, tapi lokalisasi yang lama punah di daerah itu. Warga Sidareja kalo ditanya alamatnya mana, akan ragu-ragu menyebut kata Dulsiyun alias Kidul Stasiun Sidareja.

Dan kasus semacam itu dimana-mana.
Kalo sudah begini mengapa kita begitu berat untuk mengakui kalo kita sebenarnya penggemar prostitusi, walau hanya sekedar menghapalkan nama atau tempatnya saja.

Lupakah kita bahwa penghuninya adalah orang-orang lemah yang sekedar mencari makan dengan cara menyenangkan orang lain. Lebih merugikan negara mana profesi itu dibanding pejabat-pejabat yang korup? Kalopun dituduh sebagai penyebar AIDS dan sejenisnya, bukan semata salah mereka. Hidung belangnya saja yang beloon. Dikasih penyakit plus harus bayar kok mau.

Sudah jujurkah kita..?

1 comments:

  1. sangat belum jujur...di indonesia segala bentuk seks dikemas begitu rapih..padahal isinya ancurr..apa bedanya kita sama penduduk2 luar negeri..hanya dipakaian topeng manis saja

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena