Sekian lama terbiasa dengan perjalanan tanpa asap rokok, ada rasa kurang nyaman juga dengan perjalanan kemarin. Berangkat menggunakan kereta Mutiara Selatan bisnis yang aku pikir masih nyaman dibanding ekonomi, nyatanya hampir tidak ada bedanya. Orang masih saja mudah kebal kebul tanpa peduli tetangga sebelah. Untuk masalah ini aku sendiri suka heran. Aku suka merokok, tapi bila di kendaraan umum ada yang merokok, rasanya sebel juga. Ga konsisten yah..?
Aku pikir dengan naik kereta aku bisa nyaman tidur agar badan segar sampai tujuan. Eh, malah polusi suara bertebaran sepanjang perjalanan. Kalo cuma suara bayi nangis mungkin aku bisa memaklumi. Ini ada yang ngobrol dengan volume full, padahal jaraknya denganku ada beberapa bangku. Begitu obrolan itu tamat, gantinya adalah musik yang distel kenceng dari hape tetangga. Kalo mau dibilang pamer, aku lihat hapenya cuma cap batako. Kalo niatnya menghibur orang lain, kenapa ga ngamen sekalian aja. Apa susahnya sih pakai headset kalo memang mau bermusik..?
Turun dari kereta, aku masih ingin mencoba bus patas ac. Mungkin kondisinya beda dengan di kereta. Eh, sama saja. Makanya dari Probolinggo dan seterusnya, aku pilih ekonomi saja. Toh yang bayarnya lebih mahal, tingkat kenyamanannya tidak begitu jauh berbeda. Sekalian melakukan perjalanan ala backpacker malah terasa lebih nendang asiknya...
Namun aku sempat sport jantung juga ketika jalan dari Lumajang ke Jokja malam tadi. Busnya asli ekonomi, tapi jalannya melebihi bus patas. Pas dari Surabaya ke Probolinggo pakai patas saja makan waktu 3 jam. Bus ekonomi ini, dari Lumajang ke Surabaya yang jelas-jelas jaraknya lebih jauh, 2,5 jam sudah sampai. Berusaha tidur sepanjang jalan pun susah, karena jalan bergelombang pun tak membuat sopir melepas sedikit injakan atas pedal gas.
Tapi itu tak membuat aku gemetaran seperti sekitar tahun 90 an dulu. Dari Surabaya aku naik bus malam dan langsung tertidur kecapean. Sampai Jokja aku turun di depan terminal Umbulharjo, karena bus tidak masuk terminal. Aku pikir saat itu hari sudah pagi, makanya aku masuk warung untuk cari sarapan. Aku tunggu lama, kok hari tidak juga beranjak siang.
Aku pun bertanya ke pedagang di warung. Ternyata baru jam 1 malam. Susah untuk aku mempercayainya. Masa perjalanan dari Surabaya ke Jokja cuma satu jam..? Melihat kebingunganku, bapak penjaga warung bertanya, apakah aku naik bis warna putih dan kalo ga salah bernama apa lupa tapi yang jelas ada indahnya..?
Nama busnya aku ga begitu faham, tapi kalo busnya berwarna putih memang iya. Dan beliau akhirnya cerita kalo kejadian seperti itu seringkali terjadi. Orang-orang di seputaran terminal menyebutnya sebagai bus setan. Bus itu kecelakaan dan penumpangnya meninggal semua. Katanya bila aku memperhatikan, semua penumpang biasanya berlumur darah.
Hihihi...
Untung aku langsung tertidur dan duduk di bangku kosong tanpa teman. Benar atau tidak sampai sekarang masih tanda tanya buatku. Tapi yang pasti aku berangkat dari Surabaya jam 12 malam, sampai Jokja jam 1. Itulah sebabnya aku jadi malas naik bus sampai sekarang dan lebih suka menggunakan kereta api...
Aku pikir dengan naik kereta aku bisa nyaman tidur agar badan segar sampai tujuan. Eh, malah polusi suara bertebaran sepanjang perjalanan. Kalo cuma suara bayi nangis mungkin aku bisa memaklumi. Ini ada yang ngobrol dengan volume full, padahal jaraknya denganku ada beberapa bangku. Begitu obrolan itu tamat, gantinya adalah musik yang distel kenceng dari hape tetangga. Kalo mau dibilang pamer, aku lihat hapenya cuma cap batako. Kalo niatnya menghibur orang lain, kenapa ga ngamen sekalian aja. Apa susahnya sih pakai headset kalo memang mau bermusik..?
Turun dari kereta, aku masih ingin mencoba bus patas ac. Mungkin kondisinya beda dengan di kereta. Eh, sama saja. Makanya dari Probolinggo dan seterusnya, aku pilih ekonomi saja. Toh yang bayarnya lebih mahal, tingkat kenyamanannya tidak begitu jauh berbeda. Sekalian melakukan perjalanan ala backpacker malah terasa lebih nendang asiknya...
Namun aku sempat sport jantung juga ketika jalan dari Lumajang ke Jokja malam tadi. Busnya asli ekonomi, tapi jalannya melebihi bus patas. Pas dari Surabaya ke Probolinggo pakai patas saja makan waktu 3 jam. Bus ekonomi ini, dari Lumajang ke Surabaya yang jelas-jelas jaraknya lebih jauh, 2,5 jam sudah sampai. Berusaha tidur sepanjang jalan pun susah, karena jalan bergelombang pun tak membuat sopir melepas sedikit injakan atas pedal gas.
Tapi itu tak membuat aku gemetaran seperti sekitar tahun 90 an dulu. Dari Surabaya aku naik bus malam dan langsung tertidur kecapean. Sampai Jokja aku turun di depan terminal Umbulharjo, karena bus tidak masuk terminal. Aku pikir saat itu hari sudah pagi, makanya aku masuk warung untuk cari sarapan. Aku tunggu lama, kok hari tidak juga beranjak siang.
Aku pun bertanya ke pedagang di warung. Ternyata baru jam 1 malam. Susah untuk aku mempercayainya. Masa perjalanan dari Surabaya ke Jokja cuma satu jam..? Melihat kebingunganku, bapak penjaga warung bertanya, apakah aku naik bis warna putih dan kalo ga salah bernama apa lupa tapi yang jelas ada indahnya..?
Nama busnya aku ga begitu faham, tapi kalo busnya berwarna putih memang iya. Dan beliau akhirnya cerita kalo kejadian seperti itu seringkali terjadi. Orang-orang di seputaran terminal menyebutnya sebagai bus setan. Bus itu kecelakaan dan penumpangnya meninggal semua. Katanya bila aku memperhatikan, semua penumpang biasanya berlumur darah.
Hihihi...
Untung aku langsung tertidur dan duduk di bangku kosong tanpa teman. Benar atau tidak sampai sekarang masih tanda tanya buatku. Tapi yang pasti aku berangkat dari Surabaya jam 12 malam, sampai Jokja jam 1. Itulah sebabnya aku jadi malas naik bus sampai sekarang dan lebih suka menggunakan kereta api...
selamat pagi rawins,..perjalanan yg melelahkan ya...
BalasHapuswah kadang emang enak naek yg ekonomi kadang lbh enak yg patas
BalasHapuskalo masalah naek patas ada yg merokok biasanya aku sie cuek langsung tegor :D
have a nice day
eh?
BalasHapusitu sungguhan kah?
aih,, nakutin bener euy.
untung aku lebih seneng naik kereta deh dibanding bus, bisa pingsan kalo naik bus begitu, hiii
yang jelas ama neh lebih suka naik ka daripada bus... toss.. :-)
BalasHapushooh naik kereta lebih asik... ga cape duduk terus sepanjang perjalanan
BalasHapushoaaalllaaah serem juga itu bus malem,, kalo emang bener bis hantu, kereta juga suka ada yg gitu katanya,, tapi rata2 orngnya engga nyadar kalo ada yg aneh sama kendaraaan yg di tumpanginya itu,, hiiihh,, merinding :P
BalasHapushehe ga tau juga sih. cuma kata si bapak warung itu sih sering kejadian gitu...
BalasHapus