My mom said : "klo udah pny BB jgn lupa diri,ceting trs,byk istigfar jgn mau dibohongin ama teknologi,wktmu terbuang sia2." suatu hari di BBM : "mamaku cayank lg apa?" jwb : "lagi solat dhuha booo,eh BB mu udah onyx blm vi?" (sumpah baru tau solat boleh bawa hp!) busuuuuk!
Itu ocehan seorang teman di sebuah jejaring sosial...
Agaknya konflik antara anak dan orang tua memang tak akan ada habisnya. Selalu saja ada kesalahpahaman yang kadang berawal dari ketidakkonsistenan orang tua itu sendiri. Tak jarang akar masalahnya dari anak yang tak mau tahu kepentingan orang tua yang sebenarnya baik.
Seperti di salah satu filmnya Jackie Chan yang berjudul Spy Next Door. Ketika Gillian bermaksud menikah dengan Bob, anak-anaknya protes tidak setuju. Sampai akhirnya keluar sebuah ucapan bernada frustasi dari Gillian. "Kebahagiaanku harus kalian perhitungkan juga, anakku..."
Kasus senada aku temukan pada waktu pulang kampung kemarin. Seorang saudara istri menikah dengan seorang janda beranak dua. Salah satu motivasinya adalah agar beban menghidupi anak-anaknya bisa terbantu. Si ibu tentunya juga berpikir sama. Minimal ada tempat berbagi kasih sayang dan anaknya tidak hanya mendapat perhatian dari satu pihak saja.
Tapi yang terjadi, seusai resepsi pernikahan. Anaknya yang masih balita, yang biasanya tidur dikelonin ibunya komplen bernada cemburu ke ayah barunya. "Tadi malam tidur sama ibuku, yah..?"
Kasus yang sedikit berbeda mungkin terjadi denganku sendiri kemarin. Walau banyak yang mengatakan aku pulang hanya demi istriku tersayang, tapi fakta bicara lain. Istriku memang tersenyum lebar ketika aku pulang pas tanggal gajian. Tapi tetap saja anak dalam perutnya nendang-nendang terus ga mau diam. Dan kata istriku, "tuh percaya ga..? Anaknya yang kangen pengen ditengok..."
Agar tidak terjadi salah paham antara anak dan orang tua, ya langsung aku tengok biar semua senang. Ibadah kok wegah...
Itu ocehan seorang teman di sebuah jejaring sosial...
Agaknya konflik antara anak dan orang tua memang tak akan ada habisnya. Selalu saja ada kesalahpahaman yang kadang berawal dari ketidakkonsistenan orang tua itu sendiri. Tak jarang akar masalahnya dari anak yang tak mau tahu kepentingan orang tua yang sebenarnya baik.
Seperti di salah satu filmnya Jackie Chan yang berjudul Spy Next Door. Ketika Gillian bermaksud menikah dengan Bob, anak-anaknya protes tidak setuju. Sampai akhirnya keluar sebuah ucapan bernada frustasi dari Gillian. "Kebahagiaanku harus kalian perhitungkan juga, anakku..."
Kasus senada aku temukan pada waktu pulang kampung kemarin. Seorang saudara istri menikah dengan seorang janda beranak dua. Salah satu motivasinya adalah agar beban menghidupi anak-anaknya bisa terbantu. Si ibu tentunya juga berpikir sama. Minimal ada tempat berbagi kasih sayang dan anaknya tidak hanya mendapat perhatian dari satu pihak saja.
Tapi yang terjadi, seusai resepsi pernikahan. Anaknya yang masih balita, yang biasanya tidur dikelonin ibunya komplen bernada cemburu ke ayah barunya. "Tadi malam tidur sama ibuku, yah..?"
Kasus yang sedikit berbeda mungkin terjadi denganku sendiri kemarin. Walau banyak yang mengatakan aku pulang hanya demi istriku tersayang, tapi fakta bicara lain. Istriku memang tersenyum lebar ketika aku pulang pas tanggal gajian. Tapi tetap saja anak dalam perutnya nendang-nendang terus ga mau diam. Dan kata istriku, "tuh percaya ga..? Anaknya yang kangen pengen ditengok..."
Agar tidak terjadi salah paham antara anak dan orang tua, ya langsung aku tengok biar semua senang. Ibadah kok wegah...
hoalah...
BalasHapusternyata oh ternyata...
Hihihi... kenapa inge..?
BalasHapusMariOsy... Thks yah...
tadi malam tidur sama ibuku yah?
BalasHapuswaduuuuh kena komplen anaknya
hihihihi...
Hehehe dasar anak anak...
BalasHapuswahaha9
BalasHapuslucu bener deh tu anak yang protes ntu, :p