Efek Nasi Kucing

Beberapa hari kurang tidur, kemarin sore makan nasi kucing porsi jumbo. Lauknya sambel teri yang hasemmm pedes tapi bikin aku kekenyangan. Efeknya aku ngantuk berat dan mau sikat gigi atau cuci muka saja rasanya malas.

Tiba-tiba nongol cewek cakep ngajak ngobrol.

"Mas, masih bisa jatuh cinta..?"
"Sebagai manusia yang masih lurus tentu bisa. Tapi aku kan bukan ABG lagi, sudah punya anak istri..."
"Bisa mendua dong..?"
"Ga ah, kasihan. Tar cemburu trus bunuh diri.."
"Istrinya cemburuan ya..?"
"Ga juga. Malah yang lain yang suka cemburu ke istriku. Kamu juga ya.."
"Ke istrimu sih aku ga cemburu. Tapi penggemar-penggemarmu yang bikin frustasi..."

"Lho, kenapa..?"
"Emang mas ga pernah mengingat-ingat aku..?"
"Aku selalu ingat orang-orang yang beriman kok.."
"Aku beriman ya..?"
"Iya, beriman tipis tapinya.."
"Huuu..."
"Emang iya.."
"Tapi kalo aku mulai jatuh cinta ke mas, mas mau apain aku..?"
"Ya ga diapa-apain. Masa ditonjokin.."
"Masa orang sayang dicuekin..?"
"Ya kalo sekedar ngobrol, jalan, makan bolehlah, selama tidak melanggar yang jadi hak istriku.."
"Tanpa ML..?"
"Ya engga lah, emang aku kucing garong..?"
"Kalo cium, boleh ga..?"
"Cium apa dulu..? Kalo cium tangan bolehlah.."
"Aku cium sekarang yah... Tapi ga mau kalo cium tangan..."

Buset dah, sampai tegang neh ada yang ngotot begini. Mau teriak ga enak sama tetangga udah malem. Jadinya aku pasrah waelah, namanya juga penggemar nasi kucing. Lagi pula Tuhan membenci orang yang menolak rejeki.

Lidahnya kasar banget menyapu ujung bibirku. Tapi aku malah bersin ketika bulu idungnya konslet dengan bulu idungku. Secepat kilat aku bangun dari tempat tidur. Bantal dan guling langsung beterbangan. Yang menjadi target lemparan, loncat sana kemari sebelum ngacir keluar kamar sambil berteriak ketakutan. Miaaaaaw....

Kapok dah...
Ga lagi-lagi tidur tanpa cuci muka setelah makan sambel teri...

Jadi pengen pulang kampung...
Kangen Yayang...