14 Mei 2010

Kemanusiaan

Perjalanan dari Jokja Cilacap kemarin, ada dua kasus kemanusiaan yang aku temui. Keduanya sudah masuk ke daerah Cilacap.

Pertama, di pertigaan Slarang. Ketika aku mau belok kanan, dari arah itu muncul lelaki tua dengan motor yang tak kalah tuanya. Beliau tau-tau nyelonong ke kanan motong jalanku tanpa permisi. Untung lalu lintas sepi sehingga aku bisa banting setir ke kiri hampir mencium pagar masjid. Sedangkan pak tua juga banting kiri dan nyungsep di pinggir sawah.

Aku turun dari mobil dan bantuin ngangkat motor yang tau sedikit atau banyak lecetnya, soalnya dari bentuk awalnya juga sudah tak karuan. Aku tanya baik-baik, si pak tua malah nyemprot marah-marah. Aku pun bilang, "Pak, kalo belok nyalain lampu sein dong..."

Eh, beliau malah tambah ngadat. "Udah tau motor butut ga ada ritingnya, apanya yang dinyalain..."

Karena orang-orang sekitar juga mulai berkerumun, aku ambil aman aja deh. "Luka engga, pak. Kalo luka ke puskesmas ya.."

Dia bilang ga luka, cuma motornya saja yang rusak dan minta ganti. Dibilang begitu aku bingung juga. SOalnya liat wujud motornya, mana aku tahu mana yang rusak mana yang bawaan bayi. Lagi bingung gitu, aku melihat orang-orang yang berkerumun malah ngasih kode aku untuk pergi, sambil nunjuk si pak tua lalu telunjuknya di gerak-gerakan di depan jidat.

Melihat ada yang ngebelain, aku bilang ke si bapak, "Kalo ga luka, aku pergi dulu ya, pak. Atau mau ke polisi saja..?"

"Emang kalo lapor polisi, aku mau dikasih duit ya..?" tanya beliau.

Yang jawab malah orang yang ada disitu. "Kalo lapor polisi, mbayar 100 ribu. Nanti yang salah dimasukin sel..."

"Tapi aku kan ga salah..." masih ngotot dia.

"Ya dipikir sendiri. Situ ga pake helm. Punya SIM dan STNK apa ga..?"

Melihat orang-orang jadi ribut sendiri aku tengahi, "Pak, tak bantu 50 ribu ya. Daripada ke polisi. Toh aku ga nyenggol, sampeyan rubuh sendiri..."

"Dasar anak muda ga punya kemanusiaan.." Pak tua malah jawabnya begitu, sementara orang tadi menyuruhku pergi sambil berbisik, "ga usah ngurusin orang setres, mas.."

Sambil beranjak aku bilang, "Kan saya sudah bilang dari tadi. Kalo bapak luka, berapapun biayanya tak kasih. Kalo motornya yang luka saya ga mau, kan kemanusiaan bukan kemotoran, pak..."

Walau rewel, uang 50 ribu tadi diterima juga. Aku pun berlalu dari situ. Menjelang hutan Kawunganten, hari sudah mulai gelap. Ada orang yang menyetop mobilku, di sebelahnya ada vespa gembel yang masya alloh... banyak bangkai onderdil dan kaleng penyok bergelantungan. Aku pun berhenti dan nanya ada apa.

"Motorku ga ada lampunya. Numpang lampu mobilnya ya.."

Wokedeh. Demi kemanusiaan aku pun nurut mengikuti vespa butut itu. Awalnya sih lancar. Tapi begitu nemu jalan nanjak, jalannya persis keong. Lebih parah ketika nemu tanjakan yang curam, pengendaranya harus turun dan menuntun sambil meraung-raungkan mesinnya. Beberapa kali mesinnya mati dan dia harus bongkar-bongkar dulu sampai mau hidup lagi.

Merasa ditunggu di rumah sejak pagi, kesabaranku luntur juga. Aku bilang, "mas, motornya dinaikin ke bak mobilku wae.."

Kebetulan aku pulang bawa pick up. Eh, beliaunya menolak. "Susah mas, ngangkat motor berdua. Minta bantuan siapa di tengah hutan begini. Lagian tar aku susah harus megangin di belakang..."

"Kalo begitu yo, maap. Aku duluan ya. Keburu-buru neh..."
"Ga punya rasa kemanusiaan banget sih..."

Biarin deh...
Terserah dia mau komentar apa. Yang jelas sepanjang sore kemarin, sudah dua kali aku dibilang tidak berperikemanusiaan. Ora urusan ora urunan, ga punya duit. Mending cepetan pulang ketemu Yayang...


5 comments:

  1. beuh, udah ditulung og begitu yoh...
    yg sabar wae mas ^^

    BalasHapus
  2. Hehehe aku emang penyabar kok

    BalasHapus
  3. hahahha... ngga papa wes, yang penting ketemu yayang :)), pasti lupa semua :D

    BalasHapus
  4. Tapi ga sesebel ketemu polisi kok...
    Santai aja..

    BalasHapus
  5. mmmmmmmmmmmmmmmm..............
    kita emang miskinbang makanya ndak punya mobil yang ada lampunya kayak abang....
    tapi gua hepi hepi bae kok meski abang kabur ndak nolongin
    weeeeeeeeeeeeek!!!!

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena