25 Mei 2010

Berbuat Baik Pun Dosa

Bang napi bilang, untuk melakukan kejahatan harus ada niat dan kesempatan. Pak kyai bilang, untuk melakukan kebaikan harus ada kemauan dan kemampuan. Tapi menurutku, niat dan kemauan itu tak akan cukup tanpa ada perjuangan.

Contohnya menjelang pulang kampung kemarin. Ada teman yang sms minta tolong pinjam uang karena kepepet. Demi teman aku siap bantu, yang berarti sudah memenuhi unsur mau. Karena jumlah yang diminta tidak terlalu banyak, klausul mampu juga bisa aku penuhi.

Namun ada masalah yang menghambat aku berbuat baik. Temanku hanya punya rekening BCA, sedangkan aku pegang ATM BRI dan Mandiri. Aku ke BCA untuk setor tunai tak mungkin karena waktunya malam. Transfer antar bank pun tak bisa, karena harus jam kerja. Aku minta tolong istriku yang kebetulan pegang ATM BCA pun tak mungkin.

Teman kantor yang punya ATM BCA hanya satu orang itupun saldonya tidak mencukupi. Ada pelukis yang punya dan saldonya cukup, posisi dia jauh di pinggir laut sedang mancing. Aku coba telepon teman-teman lain di luar kota. Mas Semar lagi di kereta menuju Jakarta. Kang Pacul ditanya malah cuma hahahehe ga jelas.

Sempat kelabakan juga mencari-cari, sementara sms temanku datang tiap menit menanyakan sudah transfer apa belum. Aku minta dia nunggu sampai senin tidak mau, katanya harus sekarang. Aku suruh dia cari temen yang punya ATM BRI atau Mandiri juga tidak mau. Padahal aku sudah harus jalan ke kampung.

Dalam bus, aku ingat Indomaret yang juga melayani Western Union. Aku tanya temanku dan katanya ada Indomaret ga jauh dari posisinya. Begitu turun dari bus, aku masuk ke mini market itu. Dasar belum jodoh, jawaban dari kasirnya, "maaf, pak. Sedang trouble jaringannya. Besok pagi saja ya..."

Langsung aku cari ojek dan pulang ke tempat istri. Badan cape pengennya istirahat dan kangen-kangenan, malah jadi ga nyaman karena sms yang terus menerus masuk. Aku bilang ke istri pinjem ATM. Eh, malah istri bilang pengen ikut, katanya suntuk berhari-hari ga pernah keluar rumah.

Walau sempat mikir naik sepeda motor 30 kilometer membawa ibu hamil melalui jalanan rusak, tapi akhirnya aku iyakan juga. Dalam dilema ingin ngebut agar smsnya segera bungkam dan jalan pelan-pelan agar istri tidak melahirkan di jalan, malah dikasih bonus gerimis. Ingin berteduh menunggu reda, malah sms berikutnya berbunyi begini, "maaf. aku minta tolong karena benar-benar kepepet. ga ada teman ga ada sodara disini, padahal aku harus pulang membawa susu untuk anakku... dst dst..."

Males nanggapin aku pun jalan lagi. Begitu sampai didepan ATM, sebuah sms masuk. "aku cuma minta tolong, sebenarnya mau ga sih..?"

Itulah kenapa aku bilang, untuk berbuat sesuatu, kemauan dan kemampuan saja ternyata tak cukup. Harus ada perjuangan keras. Itupun masih ditambah dengan tuduhan tak percaya bahwa kita sedang berusaha.

Untuk membuat satu kebaikan saja, terlalu banyak adonan yang harus kita siapkan. Dan itu pun tak menjamin jadi amal pahala yang bisa membuat kita masuk surga. Karena kebaikan yang dipamerkan seperti ditulis dalam blog, sama saja dengan riya. Buntutnya tetap jadi dosa...

Susah memang menjadi orang baik yang sebenarnya...

6 comments:

  1. berbagi... untuk sekedar share bukan berarti pamer...
    jika membawa hikmah dan bermanfaat buat yg baca malah dapet pahala...
    yang penting kan niatnya... ^^

    BalasHapus
  2. niatnya udah baek, tapi buntutnya sebel...
    masih bermakna ga yang kaya gitu..?

    BalasHapus
  3. wah itu namanya cobaan sebelum berbuat baik tuh...

    BalasHapus
  4. bener2 perjuangan mas, tapi klo udah niat biar susahnya gimana insyaallah bisa terlaksana...

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena